BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Perawat merupakan profesi yang
mulia. Menjadi perawat tidaklah mudah seperti orang pikirkan. Merawat orang
sakit merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Untuk itu perawat memerlukan
kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang mencakup ketrampilan intelektual,
teknikal dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring atau
kasih sayang/cinta. Tulisan ini akan membahas tentang pengertian caring secara
umum.
Caring adalah fenomena universal
yang mempengaruhi cara manusia berpikir, merasa, dan mempunyai hubungan dengan
sesama. Sejak Florence Nightingale, perawat harus mempelajari pelayanan dari
berbagai filosofi dan persepsi etik. Caring sebagai bentuk dasar dari praktik
keperawatan di mana perawat membantu klien pulih dari sakitnya, memberikan
penjelasan tentang penyakit klien, dan mengelola atau membangun kembali
hubungan. Caring membantu perawat mengenali intervensi yang baik, dan kemudian
menjadi perhatian dan petunjuk untuk memberikan caring nantinya.
Berbagai fenomena yang terjadi
di tatanan praktek pelayanan keperawatan klinik dan komunitas menuntut
pengembangan yang adaptif dan fleksibel untuk diterapkan dalam berbagai situasi
dan kondisi. Hal ini tentunya memerlukan teori dan model yang sesuai dengan
mengadopsi berbagai perubahan yang terjadi di lingkungan masyarakat, khususnya
perubahan sosial, budaya, dan sistem nilai yang terjadi di masyarakat.Tujuan
dari transkultural dalam keperawatan adalah untuk membentuk kesadaran dan
apresiasi terhadap perbedaan kultur. Leininger mengembangkan teorinya dari perbedaan
kultur yang universal. Perbedaan kultur tersebut dapat menjadi sumber informasi
dalam melaksanakan keperawatan. Keperawatan sebagai profesi memiliki landasan body
of knowledge yang kuat, dapat dikembangkan serta dapat diaplikasikan dalam
praktek keperawatan. Transcultural nursing ini berasal dari disiplin
ilmu antropologi yang dikembangkan ke dalam konteks keperawatan. Konsep
keperawatan transkultural ini didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan
nilai-nilai kultural yang melekat dalam masyarakat.
2.1 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah
pengertian mengenai caring concept secara umum dan dalam keperawatan?
2. Jelaskan
perbedaan antara caring dengan curing concept!
3. Sebutkan
perilaku caring yang dapat ditemui dalam tatanan pelayanan kesehatan!
4. Jelaskan
mengenai pengertian Transkultural nursing!
5. Sebutkan
contoh-contoh aplikasi Transkultural nursing pada beberapa masalah kesehatan!
3.1 Tujuan Penulis
Sejalan dengan rumusan
masalah di atas,makalah ini disusun dengan tujuan:
1. Untuk mengetahui pengertian
mengenai caring concept secara umum dan dalam keperawatan;
2. Untuk
mengetahuiperbedaan antara caring dengan curing concept;
3. Untuk
mengetahui perilaku caring yang dapat ditemui dalam tatanan pelayanan
kesehatan;
4. Untuk
mengetahui pengertian Transkultural nursing;
5. Untuk
mengetahui contoh-contoh aplikasi Transkultural nursing pada beberapa masalah
kesehatan.
4.1 MANFAAT PENULISAN
1. Bagi Penulis
Dari
makalah ini, penulis dapat memahami proses pembuatan makalah dengan benar,
sehingga dapat menuangkan ide-ide atau gagasan dalam suatu karya ilmiah. Selain
itu, dapat di jadikan sebagai bahan latihan untuk penulisan karya ilmiah
berikuutnya.
2. Bagi Pembaca
Penulisan makalah ini, diharapkan mampu
memberikan referensi lebih lanjut untuk dapat mempelajari dan menguasai Caring
dan Transkultral nursing.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Caring Secara Umum dan Dalam Keperawatan
Secara bahasa, istilah caring diartikan
sebagai tindakan kepedulian. Caring secara umum dapat
diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan
dengan waspada, serta suatu perasaaan empati pada orang lain dan perasaan cinta
atau menyayangi.
Pengertian caring berbeda
dengan care. Care adalah fenomena yang berhubungan
dengan orang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku
kepada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi
kebutuhan aktual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas
kehidupan manusia. Sedangkan caring adalah tindakan nyata dari care yang
menunjukkan suatu rasa kepedulian.Terdapat beberapa pengertian caring menurut
beberapa ahli, antara lain :
Florence nightingale (1860) : caring adalah tindakan yang
menunjukkan pemanfaatan lingkungan pasien dalam membantu penyembuhan,
memberikan lingkungan bersih, ventilasi yang baik dan tenang kepada pasien.
Delores gaut (1984) : caring tidak mempunyai pengertian yang
tegas, tetapi ada tiga makna dimana ketiganya tidak dapat dipisahkan, yaitu
perhatian, bertanggung jawab, dan ikhlas.
Crips dan Taylor (2001) : caring merupakan fenomena universal yang
mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku dalam
hubungannya dengan orang lain.
Rubenfild (1999) : caring yaitu memberikan asuhan, tanggunggung
jawab, dan ikhlas..
Rubenfild (1999) : caring yaitu memberikan asuhan, dukungan
emosional pada klien, keluarga, dan kerabatnya secara verbal maupun nonverbal.
Jean watson (1985) : caring merupakan komitmen moral untuk
melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan emosional pada klien,
keluarga, dan kerabatnya secara verbal maupun nonverbal.
Dari beberapa pengertian
tersebut, dapat dipersingkat bahwa pengertian caring secara umum adalah suatu
tindakan moral atas dasar kemanusiaan, sebagai suatu cerminan perhatian,
perasaan empati dan kasih sayang kepada orang lain, dilakukan dengan cara
memberikan tindakan nyata kepedulian, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas
dan kondisi kehidupan orang tersebut. Caring merupakan inti dari keperawatan.
2.2 Perbedaan
Caring dan Curing
Keperawatan sebagai suatu profesi dan berdasarkan
pengakuan masyarakat adalah ilmu kesehatan tentang asuhan atau pelayanan
keperawatan atau The Health Science of Caring (Lindberg,1990:40).Secara
bahasa, caring dapat diartikan sebagai tindakan kepedulian dan curing dapat
diartikan sebagai tindakan pengobatan. Namun, secara istilah caring dapat
diartikan memberikan bantuan kepada individu atau sebagai advokasi pada
individu yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Sedangkan curing adalah
upaya kesehatan dari kegiatan dokter dalam prakteknya untuk mengobati klien.
Dalam penerapannya, konsep caring dan curing mempunyai
beberapa perbedaan, diantaranya:
·
Caring merupakan tugas primer perawat dan curing adalah
tugas sekunder. Maksudnya seorang perawat lebih melakukan tindakan kepedulian
terhadap klien daripada memberikan tindakan medis. Oleh karena itu, caring
lebih identik dengan perawat.
·
Dalam pelayanan kesehatan klien yang dilakukan perawat, ¾
nya adalah caring dan ¼ nya adalahcuring.
·
Caring bersifat lebih “Healthogenic” daripada curing.
Maksudnya caring lebih menekankan pada peningkatan kesehatan
daripada pengobatan. Di dalam praktiknya, caring mengintegrasikan
pengetahuan biofisik dan pengetahuan perilaku manusia untuk meningkatkan
derajat kesehatan dan untuk menyediakan pelayanan bagi mereka yang sakit.
·
Tujuan caring adalah membantu
pelaksanaan rencana pengobatan/terapi dan membantu klien beradaptasi dengan
masalah kesehatan, mandiri memenuhi kebutuhan dasarnya, mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatan dan meningkatkan fungsi tubuh sedangkan tujuan curing adalah
menentukan dan menyingkirkan penyebab penyakit atau mengubah problem penyakit
dan penanganannya.
·
Diagnosa dalam konsep curing dilakukan
dengan mengungkapkan penyakit yang diderita sedangkan diagnosa dalam
konsep caring dilakukan dengan identifikasi masalah dan
penyebab berdasarkan kebutuhan dan respon klien.
2.3 Perilaku
Caring Dalam Pelayanan Kesehatan
Caring bukanlah sesuatu yang dapat
diajarkan, tetapi merupakan hasil dari kebudayaan, nilai-nilai, pengalaman, dan
dari hubungan dengan orang lain. Sikap keperawatan yang berhubungan dengancaring adalah
kehadiran, sentuhan kasih sayang, mendengarkan, memahami klien, caring dalam
spiritual, dan perawatan keluarga.
a. Kehadiran
Kehadiran adalah suatu pertemuan antara seseorang dengan
seseorang lainnya yang merupakan sarana untuk mendekatkan diri dan menyampaikan
manfaat caring. Menurut Fredriksson (1999), kehadiran berarti “ada
di” dan “ada dengan”. “Ada di” berarti kehadiran tidak hanya dalam bentuk
fisik, melainkan juga komunikasi dan pengertian. Sedangkan “ada dengan” berarti
perawata selalu bersedia dan ada untuk klien (Pederson, 1993). Kehadiran
seorang perawat membantu menenangkan rasa cemas dan takut klien karena situasi
tertekan.
b. Sentuhan
Sentuhan merupakan salah satu pendekatan yang menenangkan
dimana perawat dapat mendekatkan diri dengan klien untuk memberikan perhatian
dan dukungan. Ada dua jenis sentuhan, yaitu sentuhan kontak dan sentuhan
non-kontak. Sentuhan kontak merupakan sentuhan langsung kullit dengan kulit.
Sedangkan sentuhan non-kontak merupakan kontak mata. Kedua jenis sentuhan ini
digambarkn dalam tiga kategori :
1) Sentuhan Berorientasi-tugas
Saat melaksanakan tugas dan prosedur, perawat menggunakan sentuhan
ini. Perlakuan yang ramah dan cekatan ketika melaksanakan prosedur akan
memberikan rasa aman kepada klien. Prosedur dilakukan secara hati-hati dan atas
pertimbangan kebutuhan klien.
2) Sentuhan Pelayanan (Caring)
Yang termasuk dalam sentuhan caring adalah
memegang tangan klien, memijat punggung klien, menempatkan klien dengan
hati-hati, atau terlibat dalam pembicaraan (komunikasi non-verbal). Sentuhan
ini dapat mempengaruhi keamanan dan kenyamanan klien, meningkatkan harga diri,
dan memperbaiki orientasi tentang kanyataan (Boyek dan Watson, 1994).
3) Sentuhan Perlindungan
Sentuhan ini merupakan suatu bentuk sentuhan yang digunakan untuk
melindungi perawat dan/atau klien (fredriksson, 1999). Contoh dari sentuhan
perlindungan adalah mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara menjaga dan
mengingatkan klien agar tidak terjatuh.
Sentuhan dapat menimbulkan berbagai pesan, oleh karena
itu harus digunakan secara bijaksana.
c. Mendengarkan
Untuk lebih mengerti dan memahami kebutuhan klien,
mendengarkan merupakan kunci, sebab hal ini menunjukkan perhatian penuh dan
ketertarikan perawat. Mendengarkan membantu perawat dalam memahami dan mengerti
maksud klien dan membantu menolong klien mencari cara untuk mendapatkan
kedamaian.
d. Memahami klien
Salah satu proses caring menurut Swanson
(1991) adalah memahami klien. Memahami klien sebagai inti suatu proses
digunakan perawat dalam membuat keputusan klinis. Memahami klien merupakan
pemahaman perawat terhadap klien sebagai acuan melakukan intervensi berikutnya
(Radwin,1995). Pemahaman klien merupakan gerbang penentu pelayanan sehingga,
antara klien dan perawat terjalin suatu hubungan yang baik dan saling memahami.
e. Caring Dalam Spiritual
Kepercayaan dan harapan individu mempunyai pengaruh
terhadap kesehatan fisik seseorang. Spiritual menawarkan rasa keterikatan yang
baik, baik melalui hubungan intrapersonal atau hubungan dengan dirinya sendiri,
interpersonal atau hubungan dengan orang lain dan lingkungan, serta
transpersonal atau hubungan dengan Tuhan atau kekuatan tertinggi.Hubungan
caring terjalin dengan baik apabila antara perawat dan klien
dapat memahami satu sama lain sehingga keduanya bisa menjalin hubungan
yang baik dengan melakukan hal seperti, mengerahkan harapan bagi klien dan
perawat; mendapatkan pengertian tentang gejala, penyakit, atau perasaan
yang diterima klien; membantu klien dalam menggunakan sumber daya sosial,
emosional, atau spiritual; memahami bahwa hubungan caring menghubungkan manusia
dengan manusia, roh dengan roh.
f. Perawatan Keluarga
Keluarga merupakan sumber daya penting. Keberhasilan
intervensi keperawatan sering bergantung pada keinginan keluarga untuk berbagi
informasi dengan perawat untuk menyampaikan terapi yang dianjurkan. Menjamin
kesehatan klien dan membantu keluarga untuk aktif dalam proses penyembuhan
klien merupakan tugas penting anggota keluarga. Menunjukkan perawatan keluarga
dan perhatian pada klien membuat suatu keterbukaan yang kemudian dapat
membentuk hubungan yang baik dengan anggota keluarga klien.
2.4 Pengertian
Transkultural nursing
Transcultural Nursing adalah suatu keilmuwan budaya pada
proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan
kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan
pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan
untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya
kepada manusia (Leininger, 2002).
Keperawatan transkultural merupakan
suatu arah utama dalam keperawatan yang berfokus pada study komparatif dan
analisis tentang budaya dan sub budaya yang berbeda di dunia yang menghargai
perilaku caring, layanan keperawatan, niai-nilai, keyakinan tentang sehat sakit, serta
pola-pola tingkah laku yang bertujuan mengembangkan body of
knowladge yang ilmiah dan humanistik guna
memberi tempat praktik keperawatan pada budaya tertentu dan budaya universal
(Marriner-Tomey, 1994). Teori keperawatan transkultural ini menekankan
pentingnya peran keperawatan dalam memahami budaya klien.
Pemahaman yang benar pada diri
perawat mengenai budaya klien, baik individu, keluarga, kelompok, maupun
masyarakat, dapat mencegah terjadinya culture
shock maupun culture
imposition.Cultural
shock terjadi saat pihak luar (perawat)
mencoba mempelajari atau beradaptasi secara efektif dengan kelompok budaya
tertentu (klien) sedangkan culture imposition adalah kecenderungan tenaga kesehatan (perawat), baik secara
diam-diam mauoun terang-terangan memaksakan nilai-nilai budaya, keyakinan, dan
kebiasaan/perilaku yang dimilikinya pda individu, keluarga, atau kelompok dari
budaya lain karena mereka meyakini bahwa budayanya lebih tinggi dari pada
budaya kelompok lain.
Teory keperawatan transkultural
matahari terbit, sehingga di sebut juga sebagai sunrise mode
lmatahari terbit (sunrise
model ) ini melambangkan esensi keperawatan
dalam transkultural yang menjelaskan bahwa sebelum memberikan asuhan
keperawatan kepada klien (individu, keluarga, kelompok, komunitas, lembaga),
perawat terlebih dahulu harus mempunyai pengetahuan mengenai pandangan dunia (worldview) tentang dimensi dan budaya serta struktur sosial yang, bersyarat dalam
lingkungan yang sempit.
2.5 Contoh-contoh
Aplikasi Transkultural Nursing Pada Beberapa Masalah Kesehatan
1) Contohyang pertama yang sering ditemukan adalah
ketika klien sedang mengalami nyeri. Pada beberapa daerah atau negara
diperbolehkan seseorang untuk mengungkapkan rasa nyerinya dengan berteriak
atau menangis. Tetapi karena perawat memiliki kebiasaan bila merasa nyeri hanya
dengan meringis pelan, bila berteriak atau menangis akan dianggap tidak sopan,
maka ketika ia mendapati klien tersebut menangis atau berteriak, maka perawat
akan memintanya untuk bersuara pelan-pelan, atau memintanya berdoa atau malahmemarahi pasien karena dianggap telah mengganggu pasien lainnya. Kebutaanbudaya yang dialami oleh perawat ini akan berakibat pada penurunan kualitaspelayanan keperawatan yang diberikan.
ketika klien sedang mengalami nyeri. Pada beberapa daerah atau negara
diperbolehkan seseorang untuk mengungkapkan rasa nyerinya dengan berteriak
atau menangis. Tetapi karena perawat memiliki kebiasaan bila merasa nyeri hanya
dengan meringis pelan, bila berteriak atau menangis akan dianggap tidak sopan,
maka ketika ia mendapati klien tersebut menangis atau berteriak, maka perawat
akan memintanya untuk bersuara pelan-pelan, atau memintanya berdoa atau malahmemarahi pasien karena dianggap telah mengganggu pasien lainnya. Kebutaanbudaya yang dialami oleh perawat ini akan berakibat pada penurunan kualitaspelayanan keperawatan yang diberikan.
2) Di mana di suatu daerah percaya
dengan ramuan-ramuan herbal dari tumbuh-tumbuhan untuk mengobati penyakit.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Caring merupakan fenomena
universal yang berkaitan dengan cara seseorang berpikir, berperasaan dan
bersikap ketika berhubungan dengan orang lain.Caring merupakan inti
dari keperawatan.Perawat dituntut untuk bersikap care dan juga
harung caring dengan sekitarnya.Tujuan caring adalah
untuk mendukung proses penyembuhan secara total(hoover,2002). Perilaku caring
dan curing sangatlah berbeda karena caring identik dengan tindakan asuhan
keperawatan ,sedangkan curing adalah pengobatan terhadap
penyakit klien.Antar caring dan curing saling berhubungan satu sama lain.
Sementara Keperawatan
transkultural adalah suatu proses pemberian asuhan keperawatan yang
difokuskan kepada individu dan kelompok untuk mempertahankan, meningkatkan
perilaku sehat sesuai dengan latar belakang budaya.
3.2 Saran
Sikap caring harus dipraktikkan
dalam kehidupan sehari – hari,agar perilaku caring tumbuh secara alami
dalam jiwa perawat.ketika menghadapi klien,perawat dengan mudah memberikan
asuhan keperawatan.Klien yang sakit kadang hanya butuh perhatian dan empati
dari seseorang yang merawatnya agar ia lebih semangat dalam menghadapi
penyakitnya.Oleh karena itu sebagai perawat disarankan agar benar – benar faham
tentang perilaku caring.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar